Minggu, 06 Februari 2011

rencana

IDENTIFIKASI PENCEMARAN AIR TANAH DENGAN MENGGUNAKAN GEOLISTRIK DI DAERAH SEKITAR TPA (TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR).
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang
Masalah lingkungan dan pengembangan suatu wilayah saat ini dan ke depan merupakan permasalahan yang tidak bisa dilepaskan. Kondisi geografis, ketersediaan faktor pendukung yang berasal dari alam seperti kondisi geologi, curah hujan, air tanah, daerah resapan dan lahan hijau sudah mutlak harus dipertimbangkan karena akan menjadi penentu kenyamaan hidup manusia di dan sekitar lingkungan tersebut. Lebih jauh lagi masalah konservasi sumber-sumber alam seperti air dan lahan hijau di masa akan datang akan menjadi masalah utama.

Air adalah kebutuhan vital dalam kehidupan seperti untuk konsumsi minum dan aktivitas rumah tangga, industri, pertanian dan lain-lain. Begitu sentralnya fungsi air bagi kehidupan dan terus meningkatnya pemakaian air seiring dengan semakin kompleksnya aktivitas manusia pengetahuan dan kesadaran dalam penggunaan dan konservasi air tanah sudah menjadi keharusan. Faktor-faktor seperti struktur top soil (tanah bagian atas) dan batuan ( termasuksifat-sifat fisisnya) dibawahnya sebagai akuifer dan reservoir air perlu menjadi pengetahuan bagi masyarakat, disamping itu pengetahuan tentang polutan, siklus air tanah yang meliputi daerah resapan, akuifer dan reservoir serta menejemen pemakaian air tanah juga menjadi hal yang sangat
penting bagi konservasi air tanah.

Bencana yang sering terjadi akibat faktor curah hujan dan kemampuan daya dukung lahan untuk menyerap dan menampung air hujan, memberikan akibat banjir di musim hujan dan kekeringan disaat musim kemarau. Untuk wilayah dataran seperti Samarinda banjir merupakan masalah yang tiap tahun terjadi ditambah lagi adanya pencemaran air permukaan dan air tanah karena saluran air dan sungai telah dijadikan sebagai sumber air sekaligus sebagai saluran pembuangan limbah oleh industri sekitarnya dan juga dari rumah tangga. Untuk hal ini sebelumnya telah dilakukan suatu penelitian geofisika untuk mendapatkan informasi struktur pelapisan batuan, jenis batuan dan daya tampung tanah atau batuan terhadap air sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan wilayah tersebut.

Metode geolistrik terbukti merupakan metode sederhana dalam pendeteksian kualitas air tanah. Dalam penelitian ini sebelum dilakukan metode geolistrik terlebih dahulu dilakukan pemetaan isokonduktivitas. Pemetaan isokonduktivitas dilakukan dengan mengambil air sumur penduduk kemudian mengukur nilai konduktivitasnya.

1.2 Rumusan masalah
a. Apakah air tanah di daerah penelitian memiliki kualias yang baik
b. Bagaimanakah pola penyebaran air bawah permukaandi daerah penelitian
c. Bagaimana struktur batuan penyusun yang ada di daerah penelitian
1.3 Tujuan penelitian
a. Mengetahui kualitas air tanah yang ada di daerah penelitian
b. Mengetahui pola penyebaran air tanah pada daerah penelitian
c. Mengetahui struktur batuan yang menghasilkan air tanah
1.4 Manfaat penelitian
a. Memberikan informasi kualitas dan kelayakan air tanah
b. Memudahkan dalam melakukan pengeboran sehingga air tanah yang diperoleh tidak tercemar
c. Memberikan informasi struktur batuan sehingga membantu proses pembangunan daerah setempat
d. Mencegah terjadinya penambahan populasi penyakit yang ditimbulkan oleh air tanah yang tercemar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Geolistrik
2.1.1 Pengertian Geolistrik
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.2 Hidrologi
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar